Evaluasi Diri

Saya adalah orang yang suka berada di tempat yang baru, mempelajari hal baru, dan bertemu orang-orang baru. Saya adalah orang yang terbuka, namun tetap menjaga privasi dan nama baik keluarga. Dalam psikologi, saya termasuk orang yang ekstrovert. Kelemahan orang ekstrovert adalah energi yang didapatkan berasal dari dorongan orang lain. Sebagai contoh, saya akan merasa lelah jika sedang sendirian tanpa orang lain, tetapi jika saya sedang bersama orang lain saya akan merasa lebih bersemangat.

Selain orang yang ekstrovert, saya sadar bahwa saya adalah orang yang keras kepala. Dengan latar belakang keluarga sumatra, sifat keras kepala ini sepertinya diturunkan dari ayah saya. Jika memiliki keinginan, saya akan bersikeras untuk memperjuangkan hal itu. Namun sifat ini tidak selalu saya pandang sebagai sifat yang negatif. Terkadang sifat keras kepala ini lah yang mendorong saya untuk terus memperjuangkan hal yang saya inginkan dan tidak mudah merasa putus asa.

Sifat saya selanjutnya adalah perfeksionis. Dalam mengerjakan suatu pekerjaan saya ingin mencapai hasil yang sempurna. Contohnya ketika mengerjakan tugas, saya ingin tugas saya memiliki hasil yang rapi, tidak ada kesalahan dalam pengetikan, sesuai format yang diberikan dan memuat hal yang berbobot. Sifat perfeksionis ini menjadi positif apabila saya mengerjakan tugas secara individu, namun menjadi negatif ketika saya mengerjakan tugas kelompok.

Pada masa awal kuliah saya selalu menjadi anggota kelompok yang membuat powerpoint karena menurut saya presentasi dinilai juga dari tampilan powerpointnya. Namun sifat ini saya reduksi dengan keterbukaan pikiran akan pekerjaan orang lain, dan mengembangkan sifat menghargai atas karya orang lain.

Saya memiliki 2 orang kakak perempuan dan satu adik laki-laki. Kakak pertama saya telah memiliki keluarga kecil dan tinggal di Jerman, kakak kedua saya baru saja lulus dari sekolah kedokteran. Adik saya tahun ini akan melaksanakan UN SD dan akan melanjutkan SMP. Orang tua saya menetap di Lampung. Namun ketiga anak perempuannya berdomisili di 3 kota berbeda.

Dalam kehidupan berkeluarga, saya memiliki keluarga yang supportif dan menghargai setiap keputusan yang dibuat. Masalah yang sering terjadi adalah kurangnya komunikasi yang kami lakukan karena berdomisili di daerah yang berbeda-beda. Masalah ini kami reduksi dengan membuat group di beberapa media sosial seperti whatsapp dan line sehingga kami dapat tetap berbagi kabar setiap harinya. Selain itu, ketika kami berkesempatan untuk berkumpul di satu tempat, kami menggunakan waktu itu sebagai family time sehingga kami mengurangi intensi pemakaian gadget.

Di jogja saya tinggal di sebuah kos kosan di daerah pogung. Di kos kosan saya sering berkomunikasi dengan mahasiswi dari fakultas lain yang juga tinggal di kos tersebut. Masalah yang sering terjadi adalah beberapa warga kos tidak menegur kembali ketika ditegur. Hal ini menyebabkan mispersepsi terhadap warga kos yang lain. Warga kos menilai orang tersebut sebagai orang yang sombong atau antisosial, namun mispersepsi ini dapat dicegah dengan cara tetap berpikir positif. Mungkin saja orang tersebut berperilaku seperti itu karena tidak menaruh atensi ataupun sedang berada dalam kondisi emosi yang buruk.

Kelebihan yang ada di lingkungan kampus saya adalah saya dikelilingi oleh orang-orang cerdas dan aktif. Namun sifat cerdas dan aktif yang dimiliki teman-teman saya justru sering menimbulkan konflik karena kurangnya menghargai pendapat orang lain atau menganggap orang lain tidak dapat diandalkan. Penyelesaian masalah ketika saya menghadapi masalah seperti ini adalah dengan pendekatan personal, seperti mengenali karakter masing-masing teman saya atau memberi pengertian ketika mereka bertindak meremehkan orang lain.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.